PEMIMPIN HARUS BISA MEMOTIVASI
Alya Marhamah Putri W. Habibie¹, Novianty Djafri²
Psikologi, Manajemen Pendididikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK
Motivasi merupakan dinamika alur di mana kepentingan-kepentingan mendorong seseorang untuk bergerak dalam kegiatan yang berpusat pada tercapainya tujuan yang diharapkan. Seorang pemimpin yang cakap dalam berbicara dan cara penyampaian yang logis serta dapat diterima kadang kala menjadi sebuah motivasi tersendiri untuk anggotanya. Sewaktu memberikan inspirasi pada anggotanya, pemimpin juga mengubah bagaimana perspektif kerja mereka, sedang saat memberikan motivasi, pemimpin mengubah bagaimana cara mereka menyelesaikan sesuatu. Pemimpin juga harus dapat mendengarkan keluh kesah dari anggotanya jika ada hal-hal yang menjadi faktor penghambat selama proses pengerjaan tugas mereka sehingga anggota akan mendapatkan kemudahan dan tidak mudah untuk demotivasi.
Keyword : pemimpin, komunikasi, motivasi.
Dalam singkat, motivasi dapat dikatakan sebagai sebuah dorongan atau dukungan baik melalui faktor eksternal atau faktor internal. Motivasi merupakan dinamika alur di mana kepentingan-kepentingan mendorong seseorang untuk bergerak dalam kegiatan yang berpusat pada tercapainya tujuan yang diharapkan. Seseorang dapat berhasil menggapai tujuannya berarti kepentingannya dapat dipenuhi atau terpuaskan. (Munandar, 2001). Dengan adanya motivasi, seseorang dapat menjadi lebih tergerak untuk melakukan sesuatu dari yang dianggapnya mudah sampai sesuatu yang membutuhkan tenaga lebih keras untuk menggapinya. Motivasi dapat datang dari mana saja, bisa dari dalam diri sendiri atau dari perkataan yang dikatakan oleh orang lain sehingga kita terpicu untuk kembali bangkit dan menyelesaikan apa yang menjadi sebuah kewajiban kita.
 Jika dalam diri tidak ada motivasi yang dapat menggerakkan kemauan kita, maka kita memerlukan motivasi dari orang lain. Hal-hal seperti ini lah yang menjadi tugas utama seorang pemimpin dalam mengatur anggotanya. Seorang pemimpin yang cakap dalam berbicara dan cara penyampaian yang logis serta dapat diterima kadang kala menjadi sebuah motivasi tersendiri untuk anggotanya. Ini lah yang disebut dengan komunikasi yang efisien. Komunikasi efisien menjadi sebuah kepingan penting dalam suatu struktur keanggotaan dalam pencapaian tujuan yang dimiliki. Tidak jarang anggota mengalami beberapa kali gagal dalam tujuan yang dicapai karena komunikasi yang tidak efektif antara anggota dan anggota. Seperti contoh adalah perintah pemimpin pada dasarnya merupakan kepingan komunikasi ketidakefektifan (Tisnawati & Saefullah, 2005).
Memotivasi orang bukanlah hal yang dapat dianggap remeh, kadang kala kita menganggap bahwa memotivasi orang hanya melalui perkataan "semangat!" atau "ayo, pasti bisa!" nyatanya motivasi tidak hanya berasal dari itu saja. Motivasi merupakan landasan bagi seseorang yang kehilangan semangat dalam menuntaskan tugas atau pekerjaannya. Dengan melihat seorang pemimpin yang dapat mencontohkan sebuah tindakan baik, maka para anggotanya akan tergerak untuk melakukan hal tersebut juga. Dengan melihat pemimpin yang berjuang bersama para anggotanya, maka para anggota tersebut juga akan tergerak untuk ikut membantu mengerjakan tugas-tugas sehingga pencapaian yang diinginkan akan segera terwujud.Â
Pada hubungan antar motivasi anggota, kepemimpinan menjadi pengaruh besar dalam terciptanya sebuah ekosistem yang nyaman dengan kelompok yang kondusif sehingga motivasi yang diberikan oleh pemimpin kepada anggotanya tersampaikan dengan baik. Dengan memberikan inspirasi terhadap seseorang untuk memotivasi dirinya sendiri, pemimpin diwajibkan untuk memahami keperluan serta keinginan apa saja dari anggotanya tersebut. Lingkungan juga menjadi salah satu faktor penting dalam motivasi. Jika berada pada lingkungan yang cenderung kondusif dan nyaman, maka motivasi akan berkesinambungan dengan produktivitas yang didapatkan. Sewaktu memberikan inspirasi pada anggotanya, pemimpin juga mengubah bagaimana perspektif kerja mereka, sedang saat memberikan motivasi, pemimpin mengubah bagaimana cara mereka menyelesaikan sesuatu.Â
Pemimpin yang memberikan kesan positif kepada rekannya akan dianggap lebih mampu mengayomi daripada pemimpin yang berkutat dengan tugasnya sendiri. Anggota akan merasa lebih diperhatikan serta pemimpin seharusnya dapat merangkul semua anggotanya jika ada yang merasa sedang memiliki masalah dalam motivasi. Karena permasalahan motivasi selalu terjadi baik di dunia pekerjaan, dunia pendidikan, atau bahkan di masyarakat. Dengan dorongan dari pemimpin yang menjadi acuan dalam pengerjaan suatu pekerjaan maka mereka akan mendapat stimulus lebih untuk bersemangat. Pemimpin juga harus bisa mendengarkan keluh kesah dari anggotanya jika ada hal-hal yang menjadi faktor penghambat selama proses pengerjaan tugas mereka sehingga anggota akan mendapatkan kemudahan dan tidak mudah untuk demotivasi. Oleh sebab itu, pemimpin diharapkan memiliki kecakapan berbicara yang mampu mempengaruhi orang-orang untuk tergerak dan melakukan sesuai dengan perintah yang diberikan.Â
Daftar Pustaka
Nasukah, B., Sulistyorini, S., & Winarti, E. (2020). PERAN KOMUNIKASI EFEKTIF PEMIMPIN DALAM MENINGKATKAN KINERJA INSTITUSI. AL-TANZIM: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.Â
 Nabilah, S. T., Hidayah, T., & Supeni, N. (2020). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kompensasi terhadap kinerja Karyawan Melalui Motivasi Pada Kantor PT. Telekomunikasi Indonesia Cabang Jember. JMBI: Jurnal Manajemen Bisnis Dan Informatika.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H