Mohon tunggu...
Siti Muallifatul
Siti Muallifatul Mohon Tunggu... Jurnalis - Student of International Relations

Selalu Semangat !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memahami Perang dalam Islam

27 Oktober 2019   07:21 Diperbarui: 27 Oktober 2019   07:40 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perang menurut Islam termasuk dalam kategori fiqh karena bukan sesuatu yang dibawah oleh Rasalullah. Perang dalam Islam juga bukanlah inti dari agama meski banyak ayat Al-Qur'an yang menyinggung tentang perang. 

Salah satu sebab kekacauan tentang literatur perang Islam adalah bahwa tidak ada pembedaan antara hukum yang merupakan syari'at dan hukum yang merupakan hasil penafsiran dari para ulama' atau ahli hukum yang dibuat sesuai dengan kepentingan negara islam saat ini.

Perang dalam pengertian ahli fiqh ada dua macam: Perang dalam arti Jihad dan perang antar Negara. perang dalam arti Jihad diartikan Perang agama, dalam arti perang antara kaum mislimin dan Non-muslim sehingga memerangi mereka berarti menegakkan agama Islam (jihad). 

Umat islam diperbolehkan berperang dengan dua alsan yakni: memepertahankan hak miliknya dan menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan agama Islam, dan mempertahankan dari orang yang menghalangi jalannya dakwah. 

Maka sudahlah jelas bahwa perang bagi Umat Islam adalah jalan terakhir yanga kan ditempuh jika tidak ditemukannya jalan lain. Karena dalam Al-Qur'an terdapat banyak ayat yang memberikan informasi tentang proses penyeleaian masalah secara damai. Bahkan jika bertemu dengan orang dzalimpun kita tetap dituntut untuk berperilaku adil.

Hukum Perang dalam Islam ada dua:

1. Fardu Kifyah. Jika memerangi orang-orang kafir yang berada di dalam negeri mereka (setelah disampaikan kepada mereka seruan-seruan agama Islam, sedang mereka enggan menerimanya selepas itu dan enggan pula membayar jizyah).

2. Fardu 'Ain. Jika orang-orang kafir itu datang menyerang ke dalam negeri -negeri Islam. Pada ketika itu wajib ke atas setiap penduduknya mempertahankan negeri mereka dengan segala yang terdaya dan apa sahaja persediaan yang ada sekalipun mereka terdiri daripada orang-orang fakir miskin, budak-budak kecil, orang-orang berhutang dan hamba sahaya.

Untuk ketentuan hukum perang dalam Islam sendiri memiliki keseimbangan dalam penghormatan nyawa manusia dan kepentingan militer dalam perang, dimana Islam memberi prioritas yang lebih tinggi pada penyelamatan kehidupan non-kombatan dibanding dengan apa yang ada dalam hukum internasional modern. 

Islam banyak mengatur imunitas mengenai orang-orang yang termasuk dalam non-kombatan, terbukti dengan adanya beberapa hadist, diantaranya adalah perempuan, anak, orang lanjut usia (lansia), rohaniawan dan al-'Asif

Di dalam Al-Qur'an dan sunnah terdapat larangan untuk menawan musuh dengan tujuan mendapat tebusan sebanyak-banyaknya dan musuh belum benar-benar belum dilumpuhkan, tindakan yang tepat adalah membunuhnya langsung demi keamanan. 

Hal ini pun dijelaskan dalam surah Al-Anfal ayat 67. Kemudian juga ada perintah untuk berdakwah kepada tawanan perang yang tertera dalam surah Al-Anfal ayat 70. Adapun ketentuan lain terhadap tawanan yang telah diatur oleh Islam adalah :

  • Larangan menawan dengan tujuan mencari kekayaan dunia semata, bukan karena tujuan jihad.
  • Jaminan kehormatan, dan perlakuan yang manusiawi (tidak melampaui batas) terhadap tawanan perang. Termasuk di dalamnya jaminan kesehatan jika tawanan tersebut terluka atau sakit.
  • Perintah berda'wah kepada tawanan perang, sebab inti dari jihad suci adalah menegakkan agama Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun