Mohon tunggu...
ay aish
ay aish Mohon Tunggu... Mahasiswa - Explorer

Mahasiswi Ilmu Komunikasi semester akhir yang sedang berjuang dengan tugas akhir dan skripsi

Selanjutnya

Tutup

Love

4 Fase yang Akan Kamu Alami Ketika Putus dari Kekasihmu, Apa Kamu Sudah Mengalaminya?

25 Desember 2021   21:56 Diperbarui: 25 Desember 2021   22:01 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration/theconfusedmilenial.com

Banyak alasan mengapa sepasang kekasih mengakhiri hubungan mereka, salah satunya karena gangguan ketidakpuasan dalam hubungan.  Entah mungkin LDR,  kurangnya komunikasi, Perselingkuhan sampai Toxic relationship. 

Menurut Duck (1985) Memburuknya Suatu hubungan antar pribadi akan melewati sejumlah tahapan. Setiap kali melewati batas tersebut merupakan penggantian kualitas suatu hubungan.  Asumsinya bertumpu pada rusaknya suatu hubungan melibatkan keputusan-keputusan yang kompleks dan hubungan antar pribadi membuat keputusan tersebut menjadi sulit dan tidak linear. Dengan kata lain keputusan untuk menghentikan suatu hubungan terjadi secara sporadis,  ambivalen dalam suatu periode tertentu. Seseorang mungkin akan terombang-ambing antara usaha untuk memperbaiki hubungan atau untuk berpisah.

Berikut ini adalah 4 fase yang akan kamu alami ketika putus dari Kekasihmu,  atau bisa disebut dengan fase-fase disolusi hubungan dengan gangguan ketidakpuasan dengan hubungan. 

  1. Fase Intra Psychic

this-photo-makes-me-think-that-this-couple-broken-but-even-though-they-aren-t-together-there-s-still-apart-of-them-with-one-another-and-you-can-t-erase-the-love-you-once-had-even-if-it-s-broken-it-connects-becaus-61c72f749bdc403c296bee62.jpg
this-photo-makes-me-think-that-this-couple-broken-but-even-though-they-aren-t-together-there-s-still-apart-of-them-with-one-another-and-you-can-t-erase-the-love-you-once-had-even-if-it-s-broken-it-connects-becaus-61c72f749bdc403c296bee62.jpg
Source image : 500px.com"Saya tidak bisa begini terus menerus"

Dalam Fase ini orang akan memusatkan perhatian pada partnernya dan menilai bahwa ada ketidakpuasan dalam hubungan mereka.  Di Fase ini seringkali pasangan merasa "Saya tidak bisa terus-terusan seperti ini". Kemudian pasangan akan menilai pantas tidaknya peran yang ditampilkan oleh pasangan mereka. Pasanganpun mulai melukiskan dan mengevaluasi aspek-aspek negatif jika tetap tinggal dalam hubungan.  

Setelahnya pihak yang merasa tidak puas dalam hubungan akan mempertimbangkan resiko yang ia terima jika meninggalkan hubungan tersebut.  Setelah pihak yang merasa tidak puas itu menilai aspek-aspek positif yang ada dalam hubungan mereka tentunya mereka akan terjebak dalam dilema.  Sesungguhnya yang mereka rasakan adalah bentuk perguncangan  batin mereka sendiri.

  1. Fase Dyadic

Source image : Pinterest
Source image : Pinterest

"Saya memilih untuk menarik diri"

Fase ini bersifat langsung dan eksplisit dimana dinamika hubungan akan dibicarakan. Fase ini diawali dengan pasangan yang saling menarik diri karna terkalut dengan pemikiran masing-masing. Sebelum sepasang kekasih benar-benar putus mereka pastinya akan berhadapan satu sama lain dengan raut wajah menantang menghindari dilema sembari menghadapi pasangan mereka.  Kemudian pasangan akan bernegosiasi  dan membicarakan tentang "Hubungan mereka". 

Seseorang akan terpaksa mempertimbangkan berbagai hal dalam hubungan mereka tidak hanya sifat-sifat pasangan yang tidak menyenangkan tetapi juga perspektif pasangan yang terkadang berbeda dengan apa yang terjadi di hubungan mereka. Dalam kondisi ini akan terjadi pembicaraan yang sangat panjang mengenai bagaimana cara memecahkan masalah dalam hubungan yang mereka hadapi,  yang perlu dilakukan dan pertimbangan untuk bertahan atau berpisah. 

Jika pasangan memutuskan untuk bertahan dan memperbaiki hubungan mereka fase ini akan berakhir namun jika pasangan tidak dapat mencapai negosiasi yang baik di mana disolusi menjadi permasalahan akan berlanjut ke fase selanjutnya yakni fase social. 

  1. Fase Social 

Source image: pinterest
Source image: pinterest

"Saya bersungguh-sungguh"

Sosial menuntut fokus pada kelompok sosial yang lebih besar seperti keluarga dan teman-teman bahkan di fase ini pendapat dan perasaan orang lain diluar hubungan bisa menjadi bahan pertimbangan "apakah hubungan ini benar-benar telah berakhir?". Kemudian orang cenderung membuat cerita untuk menyelamatkan diri dari kesalahannya sebagai membicarakan kepada jaringan sosialnya tadi.  Setelah itu dia akan kembali berpikir dan mempertimbangkan guna menghadapi efek sosial yang ada.  Fase ini diakhiri dengan sikap mengundang kepada kelompok sosialnya guna melakukan intervensi. 

  1. Fase Grave Dressing 

Source image: Creativepark.tumblr.com
Source image: Creativepark.tumblr.com

"Sekarang sudah tidak dapat dihindari"

Ini adalah fase terakhir atau fase bisa disebut fase penyembuhan.  di mana setelah seseorang memutuskan suatu hubungan Ia pun sudah  memformulasikan kembali atribusi atribusi dan retrospeksi diri atas hubungannya yang telah berakhir. Masing-masing pihak akan memberikan alasannya sendiri dan memiliki cara tersendiri untuk menyembuhkan luka atas perpisahan mereka. Jika sudah di tahap ini seseorang akan menyebarkan cerita versi mereka tentang bagaimana kandasnya hubungan yang lalu kepada lingkungan yang lebih luas. 

Nah itu dia 4 fase yang akan kalian alami ketika memutuskan suatu hubungan.  buat kalian yang sudah pada punya mantan ayo coba dicek lagi apakah kalian mengalami fase tersebut?. Tapi Tenang saja perpisahan bukanlah segalanya patah tumbuh hilang berganti jika luka lama sudah sembuh takdir baru akan menanti.  Selamat tahun baru semuanya 

Sumber rujukam:

Sasa Djuarsa Sendjaja, Modul 2 BMP SKOM4204 Teori Komunikasi Cet.9 Ed.3, Tangerang selatan;Universitas Terbuka, 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun