Mohon tunggu...
Yusuf Baktihar
Yusuf Baktihar Mohon Tunggu... Guru - Early Childhood Educator

parenting tips, dunia anak dan cerita orang-orang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Depresi Parenting, Anakku Dibilang Kurus!

17 Juni 2022   08:55 Diperbarui: 17 Juni 2022   08:58 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalian pasti tahu ungkapan, "mulutmu harimaumu". Sudah sangat sering didengar telinga dan bahkan juga kita ucapkan. Bagiku itu biasa saja. Tapi bagi istriku tidak. 

Ketika anakku dibilang kurus, itu membuatnya begitu cemas. Dia akan merasa tidak berguna dan bahkan stress tingkat tinggi yang membuat tubuhnya terkapar lemas bahkan sampai sakit.

Aku setuju jika semua orang akan merasa terkesan melihat bayi lucu, gemuk, pipi tembem dan menggemaskan. Tapi aku tidak setuju jika standar bayi sehat itu harus gemuk. 

Meskipun kenyataannya ketika bayi dibawa imunisasi atau vaksin, dokter akan menimbang berat badannya, tapi itu bukan berarti berat badan jadi ajang perlombaan dan alasan anak wajib gemuk.

Berat badan yang cukup, sesuai usia tumbuh kembang, itu adalah indikasi bayi yang sehat menurut medis. 

Tidak salah, sih. Karena itu memang bisa dijelaskan secara ilmiah. Tapi tidak sesederhana itu yang terjadi di masyarakat. Anak kurus itu sama dengan anak tidak terurus.

Semua orang akan bilang,"jangan mudah tersinggung". Aku katakan juga pada istriku. Bahwa kita tidak bisa mengontrol pembicaraan orang. kita juga tidak bisa mengendalikan mulut mereka. Kita hanya bisa menutup telinga. Awalnya berhasil. Tapi tidak berangsur lama, istriku akhirnya berkata, "aku bukan ibu yang baik"

Aku yakin para ibu mengalami itu. Jika mereka jujur, itu akan membuatnya tersingkir dari masyarakat. Dia akan dianggap baperan, mudah tersinggung.

Tapi jika dipendam, justru akan berdampak besar. Paling sederhananya seorang ibu akan bawel, kemudian jika itu sudah memuncak tidak menutup kemungkinan akan stress dan emosi. 

Istriku berada pada level stress tinggi. Dia merasa tidak berguna, dan tidak mau bertemu semua orang.

Dalam posisi itu, aku biasa memberi nasehat sederhana agar dia semakin kuat. Aku puji kemampuan anakku agar istriku mulai sadar bahwa kebutuhan anak itu tidak hanya makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun