Pesan ini juga sebagai modal kalau nanti Tokoh Kita berkuasa. Sebagai alat penggebuk kepada orang-orang yang berani mengritik pemerintah. Mereka akan dilabeli sebagai kelompok anti-kenthir.
Siapa Tokoh Kita ini? Siapa lagi kalau bukan Felix Tani.
Felix Tani memenangkan pertarungan, karena ia dibantu Kompasianer Acek Rudy sebagai Ketua Tim Pemenangan Pemilu. Acek Rudy mempunyai Program BLOK (Bantuan Langsung Obat Kuwat). Target pemilih adalah para lelaki.
Tahu sendiri, lelaki sekarang banyak terkena -- apa yang disebut -- Syndrome Pelthu (baru nempel methu). Maklum, karena mereka pada masa mudanya keseringan job training di kamar mandi.
Nah, Acek Rudy memberi tips cespleng berupa obat kuwat racikannya sendiri. Obat ini bila digunakan bisa "on" selama 12 jam (itu, lho, kayak iklan yang nyelip di Kompasiana).
Kompasianer Jepe Jepe (bukan Jepe pribadi) dapat dijadikan tandem. Pengalaman blusukannya di berbagai sex shop dapat dipetik hikmahnya. Hikmah opo?
Selain itu kenapa Felix Tani bisa memenangkan pertarungan bila pilpres hari ini, karena ia juga mendapat kucuran dana tak terbatas dari oligarki. Mereka adalah 9 pedagang buah naga.
***
Sikap Kompasiana.
Bagaimana sikap Kompasiana? Apakah akan mendukung Felix Tani?
Ngapain mendukung orang yang sering merisak Kompasiana. Jangan heran kalau artikel-artikel yang mendukung Felix Tani cepat ditenggelamkan. Pun, patut diduga Felix mengusung politik anti-identitas. Lihat saja akunnya, takada foto profilnya.
Felix Tani perlu diingatkan. Sebuah kontestasi politik bukan hanya mengedepankan strategi adu kuat, tapi juga seni bernegosiasi. Maka sesekali ajaklah Nurullah, Kepala Suku Kompasiana, ngopi-ngopi cantik di Kafe Gang Sapi.Â