Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mencari Alasan untuk Mencintaimu

26 April 2023   06:10 Diperbarui: 26 April 2023   06:37 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sepasang kekasih. Foto oleh Genezhang/ Pixabay

Kita bukan sedang berperan dalam sebuah tonil. Bersitatap, lalu saling kirim isyarat gigil. Tersenyum, barangkali. Mungkin juga menanyakan nama, tempat kerja, nomer hp, atau cerita-cerita remeh-temeh agar kita dapat berlama-lama bersama.

Bukan. Tidak seperti itu.

Ini soal jarak. Bicara jarak, jangan bayangkan rentang kilometer. Kita dekat, begitu dekat. Seperti buih laut dengan ombaknya, bak usai rinai gerimis dengan pelanginya, laksana debar dada dengan jantungnya.

Kita selalu bersama. Setiap hari. Setidaknya pada hari-hari kerja, dari jam delapan pagi hingga pukul empat sore.

Dan aku tahu kebiasaanmu.

Kau datang selalu tepat waktu. Langkah kaki yang tak tergesa-gesa. Senyum tipis, menyapa rekan kerja yang terlebih dahulu sampai. Tentu juga terhadap diriku. Dengan anggukan kepala, pelan.

Aroma parfum yang lembut, menguar dari tubuhmu. Musk? Atau vanilla? Ah, aku suka.

Baca juga: Anak Waktu

Aku juga hapal urutan-urutan apa yang kau lakukan. Duduk, menghirup teh hangat (yang memang sudah disediakan), membuka laptop, lalu mengetikkan sesuatu. Sesekali kau menyisir rambutmu dengan jemarimu (hampir aku lupa, aku juga tahu tiap berapa bulan sekali kau mengganti model rambutmu).

Baca juga: Stasiun Kereta

Harus kuakui juga, aku paling senang bila tugas lapangan. Dan kita satu tim; kau yang memimpin. Itu kesempatanku lebih dekat lagi denganmu.

Aku akan pura-pura bertanya, yang sebenarnya aku sudah tahu jawabannya. Lalu aku sedikit protes. Bukan bermaksud tidak setuju dengan penjelasanmu, tapi hanya untuk berlama-lama mendengar suaramu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun