Ia berada di pojok pertigaan jalan
agar lebih luas menempatkan mata
Tepat menghadap ke timur
Menyambut matahari pagi Mencumbu
Hangatkan ruang-ruang
yang jendelanya telah terbuka
Kuangankan juga                  ada sisa tanah sepetak
di halaman
Kutanami berbagai kembang
juga 2, 3 macam sayuran
Kujaga, kupupuk, kusiram setiap pagi dan petang
Aku akan belajar Ilmu Pertanian
Berapa urea akan ditabur
Berapa pula takaran pupuk NPK
Pupuk kompos disertakan juga
Tentu akan kusiangi
dari rerumputan
dari gulma
dari angan-angan yang tak berguna
Mungkin saja
Bila panen nanti
Kuberi tetangga cabe rawit
agak sedikit
tomat, bayam, dan kangkung
Mm, biar tetangga mengambil sendiri
Memelihara burung, mungkin tidak
Aku membayangkan, aku yang dipenjara dalam sangkar itu
Ayam, membudidayakan ikan lele
Atau hewan ternak lain
Tidak
Aku tidak telaten mengurusnya
Juga tak tahan dengan bau kotorannya
Lagi pula
Luas tanah takkan mencukupi
Dan setiap pagi
Menyapu halaman
Mungkin malam tadi
telah terserak mimpi-mimpi
yang rapuh
dan jatuh
Sebagian lagi terombang-ambing di awan
"Siapa yang menangis semalam?" seseorang bertanya
Tanya itu tak berjawab
***
Tentu aku akan berkenalan dengan para tetangga
Aku akan tahu
Siapa yang gemar tertawa
Dan siapa pula
yang tak sanggup
menyembunyikan air mata
Aku akan ikut klab senam pagi, kelompok pengajian, atau menjadi relawan bagaimana menghapus kesedihan
Barangkali saja ada
Aktif dengan kegiatan di masjid
Sesekali melantunkan azan
Menyingkirkan gigil
Setiap Subuh
Atau
Sewaktu-waktu menjadi imam
Atau, ah, tidak
Tentu aku tidak ingin berdiam diri saja
Menciptakan percakapan-percakapan
Kepada seorang ibu yang ditinggalkan anak-anaknya
Kepada seseorang yang akan lewat, esok, atau esoknya lagi
Kepada angin
Kepada luka
Kepada yang mempunyai tabah
Kepada cinta
Kepada yang bukan siapa-siapa
***
Sudah kurancag-rancang
Di teras ada sepasang kursi, meja kecil
Tempat menghirup teh, bercerita
mengukur-ukur usia
Tak terasa telah berdiri
Di tubir senja
Ruang tamu dan keluarga menyatu
karena luasnya memang tak seberapa
Tak perlu ada sofa
Cukup tikar atau karpet yang sudah terpakai lama
Ada televisi
Takada lagi kabel, juga tak terpasang antena
Di sudut tak pernah lagi menyala
Sebagai pengingat
Di situlah pusat kumpul keluarga
Bersorak saat siaran sepakbola
Atau bertengkar
Satu ingin film drama
yang lain ingin melihat berita
Ruang keluarga telah lama dingin
Tentu ruang tidur
Melepaskan penat
Dan mengingat-ingat
Impian mana
yang tak mendapatkan tempat
Dan pada sepertiga malam
Berhening-hening
Membaca diri
Kadang Subuh belum lagi tiba
Dari masjid terpecah suara
Kabarkan seseorang
Telah pulang ke rumah
yang sebenarnya
***
Lebakwana, Agustus 2022