***
Bagus Dirgantara.
Ini pertaruhan gila. Brengseknya, aku menerima tantangan itu.
Sebenarnya bukan hanya soal itu. Aku, sudah 29 tahun. Kakak dan dua adikku sudah menikah. Dan setiap pertemuan keluarga besar, aku selalu menjadi sorotan. Nggak laku-laku. Dikira aku barang dagangan, apa?
Felix, teman sekantorku, pemantik awalnya.
"Namanya Ayu. Dia kerja masih satu gedung ini. Empat lantai di bawah kita, lantai lima," Felix mulai promosi.
"Putri Solo. Tapi anaknya dingin. Banyak teman-teman kita yang mendekati. Tapi kalah duluan sebelum hubungan berlanjut. Kalau kamu bisa deketin dia, dan jadi, aku bantu kateringnya," lanjut Felix.
"Kamu mau bantu biayanya?"
"Nggak. Aku bantu makannya." Felix ngakak.
Dan pertemuan di halte itu (yang memang sudah kurencanakan) adalah poin pertama.
***