Mohon tunggu...
Ayah Tuah
Ayah Tuah Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Nganu. Masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Tarian Ombak

15 Januari 2022   20:26 Diperbarui: 17 Januari 2022   23:55 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

-- Renjana Bening

Kini saatnya kau menari
dengan rentak kaki dan lagumu sendiri
Di tanah dekat pandang
Atau jauh di rantau seberang

Kau akan belajar irama gendang
Atau menggerakkan tubuh tanpa gemuruh
Dan mendapati tepuk tangan pun tak lagi riuh

Ada masa-masa kau merasakan langkah kaki dalam sunyi

Pandai-pandailah memainkan air mata
Sesekali memakai topeng bahagia
'tuk sembunyikan luka
karena sedikit teman menangis dibanding kawan tertawa

Dulu kuajarkan kau banyak arti
tapi kini semakin banyak yang tak kumengerti
Bagiku terlalu sulit menyamakan langkah
karena zaman begitu cepat berlari

Mungkin nanti aku mengirim rindu dari jauh
Karena peluk tak lagi tertempuh

***

Lebakwana, Januari 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun