"Boleh minta tolong?"
"Apa?"
"Boleh minta mata kamu?"
"Ih, kamu makin ngawur."
"Aku serius. Itu untuk anakku."
Kamu gemetar. "Jadi, jadi..., kamu sudah punya anak?"Â
Aku menggeleng.Â
"Aku nggak mengerti."
"Ya, anakku. Anakmu. Anak kita nanti. Aku ingin matanya seperti matamu. Kamu mau?" kataku sambil meletakkan kotak kecil berbalut beludru merah.Â
Aku membukanya.Â
Kamu terpana melihat sebentuk cincin di dalamnya.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!