Mohon tunggu...
mardian wibowo
mardian wibowo Mohon Tunggu... -

pegawai negeri sipil di jakarta, dengan satu istri dan satu balita..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Masa Depan dan Segelas Kopi (3): Etos

27 September 2016   14:31 Diperbarui: 27 September 2016   14:35 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mengaduk kopi dalam gelas yang ditinggalkanya di tanganku. Bubuk hitam timbul tenggelam dalam air kecoklatan, dihempas sendok teh, dia berputar, terpilin, berpilin..

---

Mendatangiku, si emak mengacungkan delapan ribu rupiah di tangannya. “Makasih ya pak, mas.”

“Makasih kembali, Mak.” Kuterima uang itu, memberikan sendok pengaduk padanya, lalu melangkah menuju gerbang Gambir.

---

Jakarta masih pagi.

Gambir masih pagi.

Monas masih pagi.

---

Aku tak tahu harus memulai lamunanku darimana. Mungkin masalah etos, atau keteguhan batin, atau keyakinan pada yang maha transenden. Atau mungkin nanti di kerindangan bintaro[3] kutemukan lamunan lain.

---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun