“Beli dimana, kok gelasnya seperti itu?”
“Di Gambir, tadi sekalian jalan.”
“Kok?”
“Maksudnya?”
“Kok beli di stasiun?”
“Ya gak apa-apa. Pingin minum kopi aja.”
“Trus?”
“He?, ya gak ada terusnya. Terus ya begini ini..,” jawabku sambil mengangkat gelas kopi sedikit lebih tinggi.
“Trus dibawa jalan gitu?”
“Ya iyalah Mai. Gak keren ya jalan-jalan bawa gelas plastik?,” tanyaku balik padanya. Aku merasa itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Si Mai pun cuma tersenyum, menghadirkan dekik[2] di pipinya, tentu sambil menggeleng kuat-kuat dan buru-buru berkata tidak. Namun, selain si Mai, tentu akan banyak yang mengatakan sebaliknya. Kira-kira mereka akan bilang membawa kopi seduh dua ribu rupiah di gelas plastik tak bisa dibilang keren. Ada banyak yang lebih keren, gelas semi stirofoam hijau ala café s****uck, tumbler merah ***cafe, atau mug milik salah satu gerai jajanan donat.
--