Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Planet Melahirkan Bayangan dan Kulit Melepuh Karena Jelatang

8 Desember 2024   22:39 Diperbarui: 8 Desember 2024   23:17 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

seseorang berdoa dalam hening
di kaki bukit
untuk secercah kepastian
penghuni desa angker

tak seperti anjing
matahari atau korona
bagaimana siang hari
memandikan kita yang jauh

diperlukan kutipan, mungkin
enam bulan satu bisikan

tidak pernah benar-benar berkembang
tetapi tahu punya harapan
bagai mimpi yang direduksi
menjadi sudut dan damar

benih yang tumpah dengan harapan
beristirahat

tuangkan jelatang campur aduk
ke organ-organ
tutupi dengan lemak hingga berdesis
cangkok cairan hingga menetes
ke dalam tubuh

tubuh turbulensi
sepanjang malam penuh laron
kicauan kecil
hening terputus

terputus-putus menyerah
ke bulan yang memuncak
amarah matahari
lagu baru tentang kegelapan

berpura-pura apa pun adalah awal
bahkan kabut napasku di pagi yang hampa
bahkan penyok di kepalaku di cermin kosong
bahkan bulan sabit yang menggantung di utara
mengait seperti luka di tengkorak lobotomi
pengangkatan tumor stokastik

aku tidak ingat
apa yang dikatakan astrologi tentangnya
aku tidak ingat
bagaimana doa berakhir
atau bagaimana menghalangi surga
dengan segenggam dosa-
dosaku sendiri

tertinggal di depan bukit
seperti salib tanpa penyembah

menyanyikan begitu banyak lagu api
memuntahkan abu ke angin pasat
meninggalkan motif tersembunyi
meleleh  dan meleleh dan sadar

di sinilah aku, kondensasi
atau, bahkan, lidah
menangkap tetesan hujan pertama

Cikarang, 8 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun