Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekotak Burung

3 Desember 2024   18:18 Diperbarui: 3 Desember 2024   18:27 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya bekerja di pabrik pengolahan ayam. Saya mengoyak daging ayam, memotongnya menjadi empat bagian. Saya mencium bau unggas mentah. Ujung jari saya lengket karena salmonella.

Saya memakai sarung tangan, tetapi cairan menetes ke lateks, membasahi bedak talk di dalam rongga jari. Kami mendengarkan Pearl Jam saat kami memotong tulang rawan dan tulang. Kami minum minuman bersoda, sesekali meletakkan pisau daging untuk menyeka hidung yang gatal.

Saya ingin menceritakan lelucon tentang vegetarian yang bekerja di pabrik daging. Itu tidak lucu karena memang kisah nyata. Memotong daging ayam sepanjang hari, membuat saya merasa mual saat melihat kulit saya sendiri. Saya hanya makan makanan yang diblender dan kacang-kacangan seumur hidup.

Di pabrik pengolahan, lengan baju digulung di atas siku. Ada seorang gadis yang bekerja di samping saya dengan tato kucing di pergelangan tangannya, dengan gelembung ucapan yang bertuliskan 'Hello Kitty'. Saya pikir dia mirip Jessica Mila. 

Suatu hari dia menoleh ke saya dan bertanya, Mengapa ayam itu menyeberang jalan?

Saya berlari ke toilet dengan mulut penuh gumoh muntahan yang saya tahan dan telan kembali sedikit. Pahitnya!

Terkadang saya melamun. Itu terjadi saat saya berada di atas ayam nomor 501 dan kepala saya berada tinggi di awan. Saya mengambil pengupas kentang dan mengiris kentang maju mundur di paha saya. Dan segera saya berdiri dengan membawa pita-pita kulit kentang yang mengerikan di diriku.

Kamu seperti sekotak burung hari ini, kata Jessica Mila, menghempaskan saya dari lamunan dengan sepotong dada ayam.

Hmmm?

Di luar, terdengar suara ayam jantan berkokok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun