Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Interogasi

30 November 2024   12:12 Diperbarui: 30 November 2024   11:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Nah, di sinilah hal-hal menjadi lebih keren," sela Oji.

Beka melanjutkan, "Namun, memori seseorang boleh diunduh sementara ke dalam klon pod 'cetakan'. Salinan seperti itu dapat digunakan untuk interogasi."

"Maksudmu aku---"

"Lahir dari bak mandi penuh dengan sel punca dua menit yang lalu?" sela Oji, "Ya."

"Apa hal terakhir yang kamu ingat?" lanjut Beka.

"Aku---aku sedang berdebat dengan istriku, lalu dia mengacungkan pisau dapur dan---dan---"

"Ha!" seru Oji sambil menunjuk dengan nada mengejek ke arah rekannya, "Sudah kubilang pasti istrinya!"

"Baiklah, kamu tidak perlu menyombongkan diri," kata Beka. Dia menoleh ke teknisi, "Hanya itu yang kami butuhkan."

Teknisi itu menekan tombol lain dan tiruan Syauki Herry berubah kembali menjadi gumpalan lumpur putih yang dapat diprogram lagi.

"Ayo kita cari bukti yang memberatkannya."

Kedua polisi itu berjalan kembali ke lift.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun