Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Baik dan Buruk

26 November 2024   19:19 Diperbarui: 26 November 2024   19:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Cukup baru," katanya. Dia tidak tersenyum.

"Orang-orang di sekitar sini tidak terlalu ramah, ya?"

"Seperti di tempat lain. Kita butuh waktu untuk bersikap hangat pada orang asing.”

Lina meletakkan kopinya di depannya.

Sebelum dia bisa berbalik, pria itu berkata, "Jadi kamu Lina, ya?"

"Itu yang tertulis di tanda namaku."

"Baiklah, Lina, sudah berapa lama kamu tinggal di sini?"

"Apakah kamu sedang menulis buku?"

"Hei, aku hanya menghabiskan waktu, yang masih banyak sampai aku mobilku selesai diperbaiki. Di tempat yang disebut bengkel mobil di seberang jalan, mereka bilang kalau mereka harus berkendara ke kota lain satu jam dari sini untuk mendapatkan solenoida baru. Aku terjebak sampai besok dan bahkan tidak bisa menelepon."

Lina tidak mengatakan apa pun saat pria itu—mungkin berusia empat puluh lima tahun, seusia Lina—mencampur kopinya dengan krim dan gula yang diberikan Lina.

Lina tahu bahwa pria itu tertarik padanya, setidaknya sampai pada titik tertentu. Lina punya detektor berita buruk yang berbunyi setiap kali dia bertemu pria yang tidak baik untuknya. Dan alarm detektor itu menjerit padanya sekarang. Bahkan, Lina menangkap sesuatu yang lain—jenis hal yang tidak diperhatikan pria tetapi langsung ditangkap wanita. Lina tidak tahu mengapa, tetapi pria ini membuatnya merinding.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun