Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Baik dan Buruk

26 November 2024   19:19 Diperbarui: 26 November 2024   19:20 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lina tidak menyukai penampilan pria itu. Tangannya putih dan lembut, tidak ada urat di punggungnya, dan kukunya tampak seperti baru saja dimanikur. Dia mengenakan jaket kulit cokelat yang tampak mahal.

Segera setelah duduk, pria itu mengeluarkan ponsel dan mulai menggulirnya. Bibirnya mengerucut.

Lina pikir lelaki itu tampak seperti anak kecil yang sedang mengisap buah kesemek asam.

“Aku tidak bisa mendapatkan sinyal untuk ponselku di sekitar sini. Menara-menaranya pasti terlalu jauh.”

“Pasti begitu.”

“Apa yang dilakukan orang-orang di sekitar sini tentang itu?”

“Bicaralah satu sama lain secara langsung, kurasa.” Dia mulai kesal. “Mau pesan apa?”

“Kopi hitam pahit kalau masih baru. Kalau tidak, aku ingin ditambah krim dan gula.”

Pria itu melihat sekeliling.

Lina tahu tipenya. Dia bisa tahu bahwa pria itu melihat tempat itu kosong dan pasti mengira kopi telah didiamkan di atas kompor sepanjang pagi. Seorang detektif sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun