Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Manusia Kertas dan Tinta

26 November 2024   10:10 Diperbarui: 26 November 2024   11:08 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah Surga.

Kemudian orang-orangku di luar sana memberi kabar kepadaku bahwa perang nuklir akan pecah antara kita, Korea Utara, Zimbabwe, dan Kota Vatikan.

“Itu memalukan,” kataku. “Tapi semuanya baik-baik saja di sini.”

“Tuan,” kata Insinyur Kacamata-Pantat-Botol, “pemusnahan nuklir tidak akan menyisakan energi untuk komputer yang sangat haus daya yang menjadi sandaran hidup Anda sekarang.”

Aku mengabaikan para gadis budak, para Iblis Betina, dan para Succubus dan mulai berpikir.

“Kiamat itu untuk para pecundang!” protesku. “Bagaimana aku bisa membeli jalan keluar dari ini?”

Tubuhku tidak punya jawaban, jadi aku membunuh mereka dan menyewa orang-orang yang lebih hebat untuk membuat rencana, memberi tahu mereka bahwa kalau mereka menemukan sesuatu dalam waktu 24 jam, aku akan membuat mereka semua menjadi jutawan.

Dua puluh tiga jam lima puluh sembilan menit lima puluh semblian detik kemudian mereka menghubungiku kembali.

“Kamu akan membutuhkan bunker,” kata Doktor Gundultuyul. “Tempat perlindungan dari radiasi nuklir.”

“Tentu saja.”

“Dan persediaan makanan yang cukup untuk memberi makan pasukan seumur hidup.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun