Aku membuka kacamata itu. Kacamata itu jatuh dan retak di lantai beton.
"Apa yang terjadi?" Ayah muncul di ambang pintu, wajahnya berubah murka.
Aku menyambar kacamata itu, jantungku berdebar kencang, dan melemparkannya ke dalam laci. Mata kosong itu menatap.
"Kamu tahu ruangan ini terlarang!" dia meraung dan aku mundur, perutku meloyo.
Dan aku tiba-tiba sadar.
Ayah tidak memakai kacamata.
Cikarang, 21 November 2024
Â
Note: Terima kasih kepada Panitia Kompasianival 2024 yang telah memberikan voucher Kompasiana Premium 3 Bulan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H