Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Kulkas

14 November 2024   18:18 Diperbarui: 14 November 2024   18:18 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia duduk telanjang di lantai kamar rumah sakitnya, lututnya ditarik ke dagunya, bergoyang maju mundur. Baju rumah sakitnya, robek. Ujung jarinya, merah dan berdarah karena memasukkan kain ke dalam lubang imajiner di dinding.

Pintu kamarnya berderit dan terbuka. Tumit sepatu dokter berbunyi klik di lantai beton saat dia berjalan ke. Dokter memanggil namanya dengan lembut.

Gadis itu melihat ke bayangan di dinding.

"Jangan buat aku melakukan ini lagi, Ibu."

***

Di gudang rumah mereka, kulkas itu terlentang seperti peti mati putih dan krom. Pintunya terbuka, siap melahap.

"Jangan buat aku memasukkanmu ke dalam kotak lagi, gadis kecil," ayahnya memperingatkan.

Begitulah yang dialami gadis itu setelah ibunya tenggelam saat mencoba menyelamatkannya.

Seorang putri yang tidak diinginkan ayahnya. Seorang anak umur empat tahun. Persaingan yang tak tertahankan untuk mendapatkan kasih sayang. Sekarang, kenangan tentang kehilangannya.

Lubang-lubang yang dibor di sekeliling sisi kulkas memberi gadis itu cukup udara untuk bertahan hidup selama berjam-jam dikurung jika dia berbaring diam. Mulutnya menempel di lubang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun