Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesalahan Umum yang Dilakukan Penjelajah

10 November 2024   07:07 Diperbarui: 10 November 2024   07:14 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Itulah yang dialami seorang penjelajah waktu.

Aku selalu menghampiri orang-orang yang belum pernah kutemui dan menyapa 'halo'. Aku sering melakukan lompatan sehingga tidak bisa mengingat semuanya dengan baik. Kemudian aku harus kembali dan menghentikan diriku untuk tidak melakukannya.

Itu bisa membingungkan, tetapi selama aku bisa mencegah distorsi pada arus waktuku sendiri, semuanya baik-baik saja. Banyak orang mengira aku punya saudara kembar yang kadang-kadang muncul, marah, dan menarik perhatianku.

Pastinya keren. Aku menjadi malaikat pelindung diriku sendiri, kurasa.

Aku suka melihat orang-orang ini yang menurut mereka tidak akan kutemui selama bertahun-tahun. Beberapa dari mereka akan menjadi orang yang kurekrut, beberapa dari mereka akan menjadi kekasih, beberapa dari mereka hanya akan menjadi teman tanpa tahu siapa aku sebenarnya.

Aku menikmati permainan yang bagus. Aku juga seorang komedian praktis. Aku suka berkeliling dan meninggalkan jebakan kecil untuk diriku sendiri.

Ada orang yang mendatangiku di tempat umum dan menamparku karena apa yang aku lakukan 'tadi malam'.

Aku tahu diriku di masa depan sedang menyiapkan lebih banyak rencana yang belum kuketahui. Ini menyebalkan.

Yang membuatku khawatir kali ini adalah wanita di depanku. Dia menangis dengan cara yang menunjukkan bahwa dia menyaksikan semacam mukjizat.

"Keanu?" katanya sambil menangis, harapan bercampur ketidakpercayaan di wajahnya yang cantik. "Apakah itu benar kamu?"

Lalu dia mengucapkan kata-kata yang membuat bulu kudukku merinding.

"Aku pikir kamu sudah tewas. Aku melihatmu mati."

Jadi begini. Namaku yang sebenarnya bukan Keanu. Aku memakai banyak nama samaran. Namun, wanita ini tampaknya tulus.

Kami mengobrol sebentar. Dia memberi tahuku bahwa aku meninggal di pelukannya empat tahun lalu setelah kecelakaan mobil. Setelah air matanya kering, dia mengakui bahwa aku memang terlihat lebih muda dari mendiang suaminya, tetapi kemiripannya masih luar biasa.

Aku meninggal? Empat tahun yang lalu? Aku sudah menikah? Bagaimana mungkin aku bisa mengacaukan arus waktu separah itu?

Ini bertentangan dengan semua yang telah kulatih. Dia tidak tahu aku penjelajah waktu, jadi kurasa setidaknya aku harus merahasiakannya darinya.

Kini, aku betul-betul gelisah. Aku harap semuanya akan terungkap.

Pada waktunya.

Cikarang, 10 November 2024

 

Note: Terima kasih kepada Panitia Kompasianival 2024 yang telah memberikan voucher Kompasiana Premium 3 Bulan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun