"Bangun, tukang molor!"
Mengapa Mahiwal memperlakukanmu seperti ini?Â
"Tapi aku ingin menciummu!" teriakmu.
Kamu membuka mata.
Alih-alih wajah Mahiwal yang gagah tampan rupawan penuh pesona dan kasih sayang, kau menatap ... ibu, eh ... mamamu.
Ibu, eh ... mamamu menggelengkan kepala dan bergumam, "Entahlah sampai kapan kamu akan begini terus."
Kamu berbaring dengan putus asa di balik selimut. Seharusnya mimpimu berakhir dengan sempurna, minimal adegan cipika-cipiki selesai sampai sutradara teriak 'Cut!'
Tapi sekarang mimpi itu telah berakhir dan kenyataan menunggu. Dan itu berarti sekolah!
Lebih buruk lagi, ini Senin pagi. Jadi, sekarang waktunya Kalkulus dan Fisika. Hari yang seharusnya memikirkan alasan mengapa kamu tidak mengerjakan pe-er. Lalu, membedah katak-katak kecil yang tidak bersalah di Laboratorium Biologi.
Apakah ada yang hari lebih buruk dari hari Senin?
"Pagi, jelek!" teriak Rifki adikmu, menerobos masuk ke dalam kamarmu.