Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Cantik

1 Juli 2024   21:26 Diperbarui: 1 Juli 2024   21:38 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Pertama, lepaskan lenganmu kendur lunglai di sisi tubuh.

 Luruskan tulang belakang, jadikan batang yang menjepit ke peta yang luas. 

Tekuk lenganmu hanya pada bagian siku. 

Angkat tangan ke depan, telapak tangan ke atas. 

Satukan kedua tangan, kelingking ke kelingking, pergelangan tangan ke pergelangan tangan. 

Rasakan denyut nadi berdetak di kedua tangan. 

Keritingkan jari jemari ke atas dan ke dalam membentuk mangkuk. 

Seperti dalam permainan anak-anak. 

Bagai mengemis. 

Biarkan kosong, mangkuknya. 

Jangan lampirkan apa pun padanya---tidak ada jenis kelamin, tidak ada nama, tidak ada kelembaman metafora atau tamsil prosa. 

Hanyalah udara yang kamu genggam. 

Timbang, putar, diamkan. 

Sekarang berharap mangkuknya penuh. 

Berikan satu-satunya keinginanmu---

satu pagi lagi di musim kemarau di waduk, senyuman terakhir ibumu, kulit halus favoritmu, gigi bengkok, musim liga tarkam yang luar biasa gila. 

Waktu yang kamu inginkan, seperti kegelapan murni sebelum gulungan berbunyi klik dan film diputar, saat kita semua---

orang asing, bersama-sama tanpa terhubung di balik mata terpaku---

saat kita semua tahu kegelapan seperti satu sendok teh jamu herbal terakhir, saat itulah jadikan harapan, tatap sekilas ke dalam mangkuk telapak yang kosong, saat itu kita dapat melihatnya penuh. Itu saja.

Cikarang, 1 Juli 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun