Jangan lampirkan apa pun padanya---tidak ada jenis kelamin, tidak ada nama, tidak ada kelembaman metafora atau tamsil prosa.Â
Hanyalah udara yang kamu genggam.Â
Timbang, putar, diamkan.Â
Sekarang berharap mangkuknya penuh.Â
Berikan satu-satunya keinginanmu---
satu pagi lagi di musim kemarau di waduk, senyuman terakhir ibumu, kulit halus favoritmu, gigi bengkok, musim liga tarkam yang luar biasa gila.Â
Waktu yang kamu inginkan, seperti kegelapan murni sebelum gulungan berbunyi klik dan film diputar, saat kita semua---
orang asing, bersama-sama tanpa terhubung di balik mata terpaku---
saat kita semua tahu kegelapan seperti satu sendok teh jamu herbal terakhir, saat itulah jadikan harapan, tatap sekilas ke dalam mangkuk telapak yang kosong, saat itu kita dapat melihatnya penuh. Itu saja.
Cikarang, 1 Juli 2024