Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 150: Kisah yang Kamu Ceritakan pada Orang Asing

16 Juni 2024   10:03 Diperbarui: 16 Juni 2024   10:15 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Ruangan remang-remang. Perempuan yang baru saja membuatmu terkesan dengan meneguk kopi panasnya  di kafe yang terkenal bertanya apakah kamu punya anak. Sebelumnya, dia menyukai caramu memenangkan permainan dart seperti yang biasa dia lakukan pada hari sebelumnya. Dia setengah memujimu karena terkejut dengan usiamu: 61. Dan menurutnya skeptisismemu lucu mengenai kode QR menu yang harus dipindai dengan ponsel, fokus pada varian yang dikombinasikan dengan segudang topping dan seni busa.

Bahkan ada juga kopi dengan rasa sayuran.

Dia juga bukan penggemar menunya. Katanya dia "jarang menikmati apa pun yang membuat kopi menjadi bukan kopi."

Pertaanyaannya membuatmu kesal, karena semuanya berjalan mulus untuk Kamis malam yang menyenangkan. Kecuali, sekarang kamu tidak yakin bagaimana menjawabnya. Kamu bahkan tidak menyadari bahwa kamu tidak yakin---atau lebih tepatnya kamu tidak yakin karena kamu menyadari bahwa aneh laki-laki seusiamu untuk mengatakan "Tidak, aku tidak punya anak".

Sudah diduga. Keraguan tidak terlihat di wajahmu, hanya tahun-tahun minum-minum dan pekerjaan konstruksi yang ada di sana. Kamu menunda dengan berpura-pura membaca daftar menu dari ponselmu sendiri. Masih mengulur waktu, kamu menunjuk ke lampu di dinding dan memberitahunya betapa sulitnya menemukan tukang listrik yang baik. Dia tidak akan tahu bahwa kamu menghindari pertanyaan tentang memiliki anak.

Umumnya, hanya sedikit yang akan mengelak jika mendapat pertanyaan tentang anak. Kamu bisa tetap terasing dari siapa pun yang mungkin menentang cerita yang kamu ceritakan kepada orang asing, dan pada saat ini, kamu mulai mendapatkan gambaran kapan kamu mempunyai anak atau kehilangan anak. Atau bagaimana kamu tidak pernah punya anak. Atau bagaimana mereka meninggalkanmu. Tidak tahu berterima kasih.

Kamu dapat memelintirnya ni dengan sempurna untuk pergi ke tempatnya, yang sudah dia katakan kepadamu "di ujung jalan". Dia memanggilmu Raja Wali, dan kamu menganggapnya lucu. Nama panggilan yang tepat.

Seperti Sri Gala atau Hari Mau. Nama panggilan yang kamu buat dan terkadang bertanya-tanya apakah nama panggilan tersebut masih digunakan.

Kamu berharap dia bertanya tentang cucu. Sebenarnya, akan lebih mudah untuk menemukan kembali rute tersebut. Angka yang pasti. Kamu yakin hanya ada dua. Namun karena kamu tidak menggunakan Internet, kamu tidak mengetahuinya.

Kamu mengulur waktu lagi. Kamu bertanya padanya apakah dia ingin Raja menunjukkan beberapa petunjuk padanya, sama seperti dia menunjukkan kepada anak-anaknya saat tumbuh dewasa.

Kamu tidak memberi tahu dia bagian itu.

Kamu tidak membiarkan putrimu yang berusia sembilan tahun begadang sampai jam 1 pagi saat kamu menjelaskan tentang Beatles, Rolling Stones, dan Pinball Wizard. Tentang Godam dan Gundala,  Si Buta dari Gua Hantu dan Mandala dari Sungai Ular.

Kamu melanjutkan percakapan dengan menyebutnya Hot Coffee. Dia menganggapnya menawan. Dia memberi tahu kamu bahwa anak satu-satunya meninggal dalam kecelakaan mobil pada tanggal 13 Mei 1998 dan kamu menghiburnya dengan mengatakan bahwa pasti sulit untuk berbagi tanggal itu dengan keburukannya yang berlapis-lapis. Cucumu adalah saksi mobil Esemka pertama kali dikendarai Jokowi pada tanggal 3 Januari 2012. Itu satu-satunya kontribusi anekdot yang kamu bagikan.

Dia puas dengan tanggapanmu.

Belakangan, apartemennya berbau setengah lemon dan setengah lagi seperti keju feta. Setengah rak kopi dengan label berbagai nama daerah seluruh Indonesia menyambutmu saat kamu membuka kulkasnya. Kamu akan menelepon istri keduamu di pagi hari untuk memberi tahu dia bahwa kamu sedang memperbaiki masalah listrik di kafe. Kamu akan memberi tahu dia jumlah bayaranmu  dan ini akan membuatnya senang. Dia gampang senang.

Anak-anak sudah dewasa. Kamu mencarinya di Google dari ponselmu saat dia masih tidur dan kamu menemukan salah satunya adalah seorang musisi, satu lagi penulis.

Mereka akan membawakan lagu tentang kehilangan dan menulis cerita untuk menebak apa yang kamu lakukan. Tidak akan terlalu jauh melenceng. Sangat akurat, menurutmu.

Cikarang, 16 Juni 2012

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun