Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

CMP 147: Kalian akan Menemukannya

26 Mei 2024   09:14 Diperbarui: 26 Mei 2024   10:02 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu menghela napas. Tentu saja, cowok ganteng bermata biru langit dan rambut acak-acakan pastilah sudah punya kekasih.

Kamu menggigit bibir dan memaksakan senyum.

"Kamu bisa meneleponnya dan mencari tahu. Atau mengirim pesan?" kamu menyarankan, sambil menggeser jari-jarimu sepanjang rak di depannya.

Dia mengeluarkan buku bersampul merah dan mengerutkan kening. "Tidak. Tidak, saya tidak bisa."

Kamu menatap matanya yang kini tampak bagai air laut yang dingin. "Oh?"

"Adriana meninggal," katanya singkat. "Musim gugur yang lalu. Saya ingin membaca buku kesukaannya. Dia selalu membicarakannya."

Tanganmu terangkat untuk menutup mulutmu. Tentu, dia lajang, tetapi juga sedang berduka.     

"Maaf," katamu dan berdehem. "Turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya."

Dia menggelengkan kepalanya dan memejamkan mata. "Tidak, saya yang minta maaf. Saya tidak tahu kenapa saya menceritakannya pada Anda. Hanya saja saya merasa perlu membaca buku itu, untuk melihat apa yang sangat dia sukai dari buku tersebut. Tetapi saya tidak ingat sama sekali, dan itu membuat frustrasi.  Saya pikir mungkin kalau saya da di sini akan membantu, tapi..."

Kamu mengangguk. "Mungkin aku bisa membantu," katanya. "Mari kita lihat bersama-sama dan mungkin salah satu sampulnya akan mengingatkanmu. Ngomong-ngomong, namaku Tantina."

Kamu menyodorkan tanganmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun