Sultan Hassan.Â
Disegel empat ratus tahun yang lalu, sekarang tak ternilai harganya.
Darah dari jariku kembali menetes. Dalam ketergesaanku untuk menghentikannya, kakiku yang lelah mengetuk meja kecil, menjatuhkan dua dokumen yang tersisa ke dokumen lain yang dikeringkan di dekat api dengan dokumen terbuka di atasnya. Aliran udara ini menyebabkan timbulnya percikan api. Saat aku sampai di ambang pintu, aku berbalik dan melihat nyala api yang menjilat manuskripku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H