Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gersang

31 Agustus 2023   06:57 Diperbarui: 31 Agustus 2023   07:24 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Dia mengangguk. Oh, pikiran dan hatiku tertuju pada orang tua itu. Di sinilah dia, bau, jorok... tapi meski begitu, dia adalah malaikat yang diperuntukkan bagi penderita depresi.

Aku terus mengoceh, menumpahkan seluruh kisah sedihku. "Aku tahu sebagian dari itu adalah kesalahanku," kataku padanya. "Menganggap remeh, tidak berusaha, dan sebagainya. Tapi meski begitu, aku tidak pantas menerima semua itu. Tidak sama sekali."

Pada saat itu, seorang gadis muda sekitar dua puluhan, menurutku, datang melintas. Kami berdua mengawasinya. Setelah dia lewat, lelaki tua itu perlahan berbalik ke arahku, dan mengedipkan mata. Kemudian dia bangkit dengan susah payah dan berjalan mengejarnya dengan tergesa-gesa.

Pada saat itulah hujan rintik-rintik mulai turun, lembut, bertahan. Mungkin akan ada angsa lagi di kolam.

Cikarang, 31 Agustus 2023


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun