Dia mengangguk. Oh, pikiran dan hatiku tertuju pada orang tua itu. Di sinilah dia, bau, jorok... tapi meski begitu, dia adalah malaikat yang diperuntukkan bagi penderita depresi.
Aku terus mengoceh, menumpahkan seluruh kisah sedihku. "Aku tahu sebagian dari itu adalah kesalahanku," kataku padanya. "Menganggap remeh, tidak berusaha, dan sebagainya. Tapi meski begitu, aku tidak pantas menerima semua itu. Tidak sama sekali."
Pada saat itu, seorang gadis muda sekitar dua puluhan, menurutku, datang melintas. Kami berdua mengawasinya. Setelah dia lewat, lelaki tua itu perlahan berbalik ke arahku, dan mengedipkan mata. Kemudian dia bangkit dengan susah payah dan berjalan mengejarnya dengan tergesa-gesa.
Pada saat itulah hujan rintik-rintik mulai turun, lembut, bertahan. Mungkin akan ada angsa lagi di kolam.
Cikarang, 31 Agustus 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H