Mereka berdua berbalik dan berlari menyusuri pantai. Pasir yang lepas menyembur saat mereka berlari. Tiwi melirik ke belakang ke arah Zaki  yang mengejar dengan cepat. Saat berbelok di tikungan, sesuatu yang aneh menarik perhatiannya: lekukan berujung tiga, berukuran panjang satu meter. Dia tersentak berhenti dan merasakan tulang punggungnya gemetar.
Jejak burung! Jejak burung raksasa!
Miko terpeleset hingga berhenti, menyebabkan Zaki menabraknya dari belakang. Zaki, pada gilirannya, hampir membuat Tiwi jatuh. Gadis itu tersandung, merentangkan tangannya untuk menahan diri agar tidak oleng.
"Lihat!" dia berbisik dan menunjuk jejak aneh yang terbentang di pantai membentuk pola zig-zag yang lebar, berkilauan di pasir, lalu menutup mulutnya dengan tangan. Miko menatap dengan mata terbelalak, dan Zaki berdiri mematung kaku.
Tiwi menggelengkan kepala perlahan. Awalnya, dia tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Sambil menyipitkan mata melawan sinar matahari yang terang benderang, dia mengerjap keras. Tetapi begitu dia membuka mata, jejak itu masih ada.
Hewan apa yang bisa meninggalkan jejak kaki begitu besar? Apa pun itu, itu pasti sangat besar. Sangat, sangat  besar.
"Apa apaan?"
"Wah," kata Zaki.
"Wow! Apa itu?" Miko beringsut mendekat.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H