Mereka bilang mata adalah jendela jiwa. Aku diberkati dengan imajinasi yang memungkinkanku melihatmu diam dengan wajahmu di jendelaku.
Aku melukis dan melukis, sampai malam terlewat. Melukis.
Aku menarik tirai dan menutup mata, dan aku masih melihatmu. Dan aku masih melukis.
Kamu hadir dalam mimpiku ketika tanganku kosong tetapi kamu tidak pernah ada ketika aku terjaga dan memutar kepala.
Aku memiliki hari-hari istimewa, dan juga hari-hari buruk.
Lalu membersihkan dinding studio. Aku memilih potret dan menempelkannya di sana, rendah ke bawah. Aku duduk memunggunginya.
Aku menggeser kursiku ke belakang dan ke depan, sampai wajahmu terpantul di sebelah wajahku, dan kemudian aku melihat kita bersama, duduk di kursi ayun, hampir tak bergerak.
Cikarang, 14 Mei 2023
 *Palimpsest: naskah perkamen yang dituliskan di atas bahan yang pernah ditulisi tulisan lain. Kadang-kadang tulisan lain itu pun masih dapat dibaca. Namun, tulisan itu baru bisa terbaca dengan cara menggunakan fotografi ultraviolet. (wikipedia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H