Sony tingginya hampir dua meter, dan bobotnya mungkin hampir satu setengah kuintal. Â Potongan rambut pendek ala narapidana di penjara, bercambang, bisep menonjol dan tato di pergelangan tangannya yang mengeja kata "Neraka" dalam font yang menyerupai kawat berduri.
Tubuh 'Inces' pendek tapi hampir seberat Sony, dengan rambut pirang tebal, panjang, kusut, dan mengenakan pakaian ketat yang memperlihatkan dengan jelas setiap gulungan lemak yang melapisi tubuhnya. Wajahnya berkeringat dan pucat, dan dia menahan bibirnya saat berkata, "Gogon cilik. Bajingan! Lu bilang nama lu Baramuda? Lu tahu nggak ada Baramuda selain gue. Edna!"
"Bukankah dia pernah bilang suka padamu?" Sony bertanya padanya.
"Cowok mana yang nggak suka sama gue?" dia tersenyum. "Gue udah banyak yang naksir waktu umur gue dua belas!" lanjutnya.
"Dan lu pecundang," katanya kepada Gogon. "Dari tampang lu sih, masih kelihatannya. Tapi, hei, bukannya Bronson bilang dia sudah mati?"
"Ya," Sony mengangguk. "Dan tidak ada yang melihat dia sejak itu. Enam bulan, bukan?"
"Paling nggak enam bulan," Inces setuju.
"Dan sekarang dia muncul di Situ Cilamping sini. Mungkin sembunyi dari anak-anak geng Kezelin, ya? Betul, tidak? Terlalu pengecut untuk menunjukkan muka kau di Cipoa?"
"Aku tidak tahu apa yang kalian bicarakan," kata Gogon kepada mereka. "Namaku Edi."
"Baramuda?" ejek Inces. "Ayo. Gue pingin denger lu bilang langsung di depan gue."
"Baramuda," ulangnya. "Edi Baramuda."