Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Legenda Sang Perusak (Bab 83)

4 April 2023   15:18 Diperbarui: 4 April 2023   15:29 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya....

Dinginnya lantai bawah tiba-tiba membangunkan Awang. Dia menemukan dirinya bertengger di kursi malas tua di ruang tamu. Saat rasa kantuk menghilang dari pikirannya, dia menatap ke luar jendela ke arah rumah duka. Mimpi itu tampak begitu nyata baginya. Tapi ... tidak mungkin itu sungguh-sungguh  terjadi.

Bau kuah satai daging rusa basi perlahan memudar sebelum lenyap sama seklai, seakan tak pernah ada.

Kemudian dia tersadar bahwa dia tidak lagi berbaring di tempat tidur dengan Kuntum. Bagaimana dia bisa turun dan duduk di kursi ini?

Pkiran bahwa dia mungkin benar-benar pergi ke rumah duka dalam tidurnya mengguncang otaknya. Dan kemudian sosok itu muncul di luar jendela, berdiri di sana, tidak membuat gerakan, tetapi membuatnya ketakutan.

Melompat untuk menutup tirai, dia melirik ke kanan. Sosok itu juga berdiri di luar jendela depan!

Teror menyerang jiwa dan raganya, dan dengan panik Awang bergegas ke setiap jendela untuk menarik tirai. Di jendela dapur ... di jendela kamar mandi ... sosok itu terus menatapnya dari balik jendela! Dia harus naik ke atas. Makhluk itu tidak mungkin ada di sana.

Menaiki tangga yang panjang seakan tanpa ujung, perasaan bahwa dirinya menaiki tangga berjalan yang bergerak turun memaksanya merapat ke dinding. Dia tidak punya waktu untuk. Dia harus menemui Kuntum!

Memasuki kamarnya sendiri, dia bergegas ke tempat tidur untuk menyelamatkan istrinya dari apa yang sedang mengintai mereka.

Kuntum telah pergi! Awang sudah kehilangan dia!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun