Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Badai Takdir (Sepuluh)

30 Maret 2023   12:38 Diperbarui: 30 Maret 2023   12:57 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tidak tahu banyak tentang penyihir kecuali apa yang ada di buku sejarah. Tetapi bahkan jika sihirnya sangat kuat, dia tidak bisa mempunyai anak. Ada alasan mengapa mereka hanya bisa kawin dengan sesamanya. Anak-anak yang dilahirkan biasanya sangat kuat sehingga mereka membunuh ibunya saat mereka lahir. Dan jika ibunya bisa bertahan hidup ... belum pernah terjadi."

"Bagaimana jika dia tidak tidur dengannya?"

"Kendida sudah lama tidak bersama suaminya," kata Angrokh sangat yakin dengan apa yang keluar dari mulutnya.

"Tetapi untuk alasan apa lagi Thozai berada di sini? Kamu sendiri yang bilang bahwa penyihir sangat egois, segala sesuatu yang demi kepentingannya sendiri akan mampu membawanya ke sini dan menahannya di sini selama lima tahun ini."

"Benar."

"Haruskah kita melaporkan ini ke dewan?"

"Tidak, apa pun alasannya dia ada di sini, aku yakin itu tidak ada hubungannya dengan administrasi."

"Kamu harus berhati-hati, Angrokh."

"Tentu."

"Atau sebenarnya kamu hanya khawatir dia mungkin tidur dengan Kendidamu tersayang."

Angrokh menyipitkan matanya ke arah Nusvathi. "Jaga mulutmu. Aku bisa menghancurkanmu," suaranya sangat rendah namun dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun