"Apakah aku satu-satunya di sini yang benar-benar membaca?" pertanyaan Angrokh secara retoris, "Aku sedang berbicara tentang sejarah para penyihir."
"Yang aku ingat adalah apa yang kudengar sebagai dongeng pengantar tidur. Aku pikir itu hanyalah legenda."
"Tidak." Angrokh bersandar di kursinya, bersiap untuk memberi ceramah.
Kendida berusaha untuk tidak mendengarkan tetapi suara Angrokh selalu menarik perhatiannya.
"Apakah kalian ingat perang besar itu?"
"Yang termasyhur karena banyaknya korban yang dibantai?"
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H