Dan mereka menatap kekuatan paling kuno dan paling baru di dunia, mata saling bertemu saat matahari terbenam dan kicau burung Berganti dan bintang-bintang mengintip dalam remang menuju remang.
Akhirnya di bawah bulan berperut perahu, anak itu merengek karena kelaparan.
"Aku tidak punya susu," kata Roseraie de l'Hay pelan.
Seorang wanita memiringkan kepalanya melihat kesabaran ksatria Magenta, dan meraih anak itu ke payudaranya.
Dalam pusaran kabut dan dedaunan, dia dan saudara perempuannya pergi, meninggalkan Sumpah Serapah yang menyanyikan takdir Roseraie de l'Hay.
Ksatria Magenta mendengar lagu itu, tersenyum sejenak, lalu menuju ke barat mengikuti matahari terbenam menjauh dari Gelegata Hulu, memasuki kehidupan yang mungkin tidak pernah dia kenal sebelumnya.
Di belakangnya, selama bertahun-tahun yang akan datang, sesosok arca kecil dari batu sebagai simbol dewi hutan yang mirip dengannya dipahat untuk mengingatkan orang-orang siapa dia dulu.
BERSAMBUNG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H