Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang-orang dalam Cerita Horor Melakukan Hal-hal Bodoh

10 Maret 2023   20:00 Diperbarui: 10 Maret 2023   20:03 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mencari bebek. Dia suka bebek."

"Dia mencari bebek di sini? Tidak bisakah dia melihat tidak ada bebek?" pria itu tampak seperti akan tertawa.

"Dia mencari kotoran bebek agar dia bisa melacaknya," kataku.

"Bebek-bebek itu menghilang beberapa tahun yang lalu."

"Ke mana?"

"Tidak ada yang tahu. Hal-hal aneh telah terjadi di sekitar danau ini. Banyak bangkai ditemukan di sekitar sini. Di jalanan, di lapangan rumput, di tempat parkir. Bermacam binatang. Manusia juga ada yang ditemukan tewas. Beritanya ada di TV. Diserang oleh sesuatu atau lainnya. Dan kemudian bebek-bebek itu mulai menghilang seperti ada sesuatu yang memangsa mereka." Suaranya rendah dan sedingin es.

"Sesuatu?" aku menggigil. Aku menarik kerah jaket lebih tinggi ke kepalaku. Anjingnya menggonggong ke arah hutan pohon pinus.

"Tenang." Dia mencoba menarik tali tetapi anjingnya berlari secepat harimau berburu mangsa. Dia menghilang ke dalam kegelapan. Saya melihat ke danau dan tidak melihat Syauki. Saat itulah aku mendengar suara anjing dan jeritan Syauki.

Orang tua itu dan aku terdiam membatu. Di suatu tempat di hutan yang gelap ada seekor binatang buas yang sedang membunuh mangsanya. Orang tua itu dan aku berjalan perlahan ke jalan.

"Dia anjing yang baik," kata lelaki tua itu

"Syauki adalah pacar yang baik," kataku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun