"Mencari bebek. Dia suka bebek."
"Dia mencari bebek di sini? Tidak bisakah dia melihat tidak ada bebek?" pria itu tampak seperti akan tertawa.
"Dia mencari kotoran bebek agar dia bisa melacaknya," kataku.
"Bebek-bebek itu menghilang beberapa tahun yang lalu."
"Ke mana?"
"Tidak ada yang tahu. Hal-hal aneh telah terjadi di sekitar danau ini. Banyak bangkai ditemukan di sekitar sini. Di jalanan, di lapangan rumput, di tempat parkir. Bermacam binatang. Manusia juga ada yang ditemukan tewas. Beritanya ada di TV. Diserang oleh sesuatu atau lainnya. Dan kemudian bebek-bebek itu mulai menghilang seperti ada sesuatu yang memangsa mereka." Suaranya rendah dan sedingin es.
"Sesuatu?" aku menggigil. Aku menarik kerah jaket lebih tinggi ke kepalaku. Anjingnya menggonggong ke arah hutan pohon pinus.
"Tenang." Dia mencoba menarik tali tetapi anjingnya berlari secepat harimau berburu mangsa. Dia menghilang ke dalam kegelapan. Saya melihat ke danau dan tidak melihat Syauki. Saat itulah aku mendengar suara anjing dan jeritan Syauki.
Orang tua itu dan aku terdiam membatu. Di suatu tempat di hutan yang gelap ada seekor binatang buas yang sedang membunuh mangsanya. Orang tua itu dan aku berjalan perlahan ke jalan.
"Dia anjing yang baik," kata lelaki tua itu
"Syauki adalah pacar yang baik," kataku.