Ophiocordyceps unilateralis menginfeksi semut dari suku Camponotini dengan patogenesis lengkap yang ditandai dengan perubahan pola perilaku semut yang terinfeksi. Inang yang terinfeksi meninggalkan sarang kanopi dan jalur mencari makan ke lantai hutan, area dengan suhu dan kelembapan yang cocok untuk pertumbuhan jamur. Mereka kemudian menggunakan mandibula mereka untuk menempelkan diri ke pembuluh darah utama di bagian bawah daun, di mana inang tetap tinggal setelah akhirnya mati. Proses yang mengarah ke kematian itu memakan waktu 4--10 hari, dan termasuk tahap reproduksi di mana tubuh buah tumbuh dari kepala semut, pecah untuk melepaskan spora jamur.Â
Meski dampaknya  pada populasi semut dapat menghancurkan koloni, Ophiocordyceps unilateralis sendiri rentan terhadap infeksinya sendiri.
Ophiocordyceps unilateralis dan spesies sejenis diketahui terlibat dalam metabolisme sekunder aktif, antara lain untuk produksi zat aktif sebagai agen antibakteri yang melindungi ekosistem inang jamur terhadap patogenesis lebih lanjut selama reproduksi jamur.Â
Karena metabolisme sekunder ini, pakar kimia produk organik tertarik dengan penemuan agen molekul kecil yang sesuai (misalnya: kelompok poliketida) yang berpotensi untuk digunakan sebagai agen imunomodulator, anti-infeksi, dan antikanker pada manusia (wikipedia)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H