Syauki menggulir ke bawah, membaca lebih banyak isi artikel. "Zombie merasa sulit untuk berkonsentrasi atau fokus." Dia tertawa, "Sepertiku."
Kemudian, mengutip dari layar: "Orang yang terinfeksi tidak memiliki kendali atas tindakan mereka."
Atau nyawa mereka, pikir Agnes saat memikirkan betapa pucatnya kulit Syauki dibandingkan tangannya sendiri yang kecokelatan. Dia tidak bisa memberi tahu Syauki, tetapi ketika kiamat datang dia akan menerimanya, membiarkan zombie berpesta dan mengubah tubuhnya menjadi makhluk  tanpa rasa sakit.
"Tentu saja Mama bisa mengalahkan mereka," kata Syauki dengan percaya diri, "karena mereka kikuk dan lamban. Mama pergilah ke puncak bukit, cari temukan dataran tinggi yang terpencil dan dapat dipertahankan dengan gampang."
Seorang perawat laki-laki berhenti di kaki tempat tidur. "Bagaimana kabarmu?" Mereka berdua mengangguk serempak, tidak mengatakan apa-apa. "Tim pengendali pandemi akan segera tiba di sini untuk menidurkan Syauki."
Syauki menutup laptopnya. "Apakah Mama akan ikut denganku?"
Tak sanggup mengeluarkan kata-kata, Agnes  meremas tangan putranya yang lembap dan pucat.
Bandung, 10 Maret 2023
Catatan:
*Ophiocordyceps unilateralis, umumnya dikenal sebagai jamur semut zombie, adalah jamur patogen serangga.Â
Ditemukan oleh naturalis Inggris Alfred Russel Wallace pada tahun 1859, dan saat ini banyak ditemukan di ekosistem hutan tropis.Â