Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Garis Depan

6 Maret 2023   13:26 Diperbarui: 6 Maret 2023   13:45 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamu membaca email dari dulu-dulu. Yang ditulis olehnya.

Awalnya surat itu tidak ditujukan untukmu, tapi dia meneruskannya kemudian ke kamu. Pertama kali dikirim ke bibinya: penjelasan mengapa ada lelaki aneh yang menghadiri acara halal bihalal keluarga.

Dia lucu, baik hati, dan menyukai seorang pencinta alam. Tunggu saja sampai Bibi bertemu dengannya.

Itu mungkin merupakan pernyataan formal pertama dari hubungan kalian. Kamu tidak ingat---itu adalah hubungan dari masa lalu.

Dan dia tidak punya keluarga di kota dan aku hanya bermaksud membawanya berkeliling untuk bertamu dalam rangka Idul Fitri. Tapi jangan terlalu dipikirkan tentang hal ini, dia baik-baik saja. Aku tidak ingin membuatnya takut.

Kalimatnya dipenuhi dengan begitu banyak idealisme. Apakah kamu benar-benar percaya dengan kata-katanya saat itu?

Ya Tuhan, aku bahkan tidak tahu mengapa aku memberitahu Bibi. Dia sangat rendah hati dan baik tentang segala hal.

Kamu tidak merasa seyakin itu sekarang.

Di garis depan perang bisnis yang merupakan wilayah kalian, kalian duduk di sisi meja yang berseberangan. Diagram dan neraca  laba rugi teriakan pertempuran terakhir masih membara di layar presentasi.

Kamu menyimpan emailnya di folder 'favorit', dan kadang-kadang kamu mengintipnya di ponselmu---setelah hari yang berat di tempat kerja, atau untuk meningkatkan rasa percaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun