Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Badai Takdir (Satu)

5 Maret 2023   00:00 Diperbarui: 4 Maret 2023   23:59 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angrokh tidak mengalihkan pandangannya. "Aku tahu apa yang aku hadapi." Dia tersenyum lalu meletakkan buku itu. "Aku lebih tidak suka lagi menghabiskan separuh hidupku di medan pertempuran."

Si pemuda tertawa terbahak-bahak. Angrokh memperhatikan Sarritha sedang menatap pemuda yang berdiri di depannya. Dia mengangkat bahu, reaksi normal dari perempuan di dekat pria ini.

"Berada di medan perang jauh lebih menarik. Bahayanya, sensasinya, pembunuhannya..." Dia berhenti secara dramatis ketika dia meletakkan buku itu di atas meja. "Aku harus ikut Kendida," dan dia mulai berjalan mundur menuju pintu.

"Bersenang-senanglah dengan Kendida," seru Angrokh.

"Dengan Kendida? Tidak, tidak, kamu salah paham. Sama sekali tidak menyenangkan kalau ada dia." Dia berbalik dan menuju ke pintu.

"Aku rasa tidak."

Pemuda itu hampir sampai di pintu ketika Angrokh memanggilnya.

"Thozai." Pemuda itu berhenti.

"Katakan padanya bahwa dia harus pulang bulan ini, cepat atau lambat."

Thozai mengangkat alisnya dan hanya untuk menggoda Angrokh, dia membungkuk sambil berkata, "Sesuai titah Anda, Yang Mulia."

Sarritha telah mengetahui keberadaan Thozai jauh sebelumnya, tetapi dia tidak bisa mendekatinya untuk menanyakan siapa dia atau apa yang dia inginkan karena, pertama, dia terlalu malu untuk melakukan itu. Dan kedua, dia diberitahu untuk tidak bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun