Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Apa itu Slipstream?

3 Maret 2023   22:22 Diperbarui: 3 Maret 2023   22:25 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.servicescape.com

Sebagai penulis, aku menjajal hampir semua genre fiksi. Di komunitas penulis dan literasi, bukan sekali dua kali aku membela gaya penulis lain yang mendapat kecaman dari dari 'penulis femes' karena berbeda dengan gaya 'mainstream'. Sementara belum menemukan nama untuk gaya penulis tersebut, aku mendefinisikan atau menginterpretasikannya sebagai 'fiksi spekulatif'.

Belakangan muncul apa yang disebut subgenre 'creepy pasta', 'gore', 'purple prose', dll.

Seperti fiksi spekulatif, ada istilah lain yang berada di antara fiksi sastra, mainstream dan genre. Di situlah slipstream berperan.

Sama juga dengan fiksi spekulatif, definisi slipstream bervariasi tergantung pada siapa kamu bertanya dan dalam konteks apa. Apakah slipstream merupakan subgenre? Atau ras tersendiri? Dan bagaimana perasaan penulis kontemporer tentang istilah itu?

Mungkin perlu untuk sedikit membahas asal-usul slipstream, penggunaannya, beberapa interpretasi penulis, dan memberikan beberapa contoh tentang apa yang saat ini dianggap sebagai slipstream. Mungkin kamu tidak setuju, tapi bukan  masalah. Pada akhirnya, kamu sebagai pembaca pada akhirnya akan menjadi hakim di mana spektrum fiksi unik atau spekulatif berada.

Slipstream pertama kali muncul dalam esai "Slipstream" Bruce Sterling dalam SF Eye #5, Juli 1989.

Sterling meratap, malah mungkin berduka cita, karena fiksi ilmiah telah kehilangan identitas dan kekuatannya.

"'Fiksi Ilmiah' sangat mirip dengan Uni Soviet kontemporer, penguasa mimpi yang gagal," kata Sterling. "Dogma resmi fiksi ilmiah yang diabaikan oleh hampir semua orang, didasarkan pada sikap terhadap sains dan teknologi yang bangkrut dan semakin terpisah dari realitas."

Rujukannya adalah sebuah wawancara dengan Carter Scholz (pengarang fiksi spekulatif), yang memuji penulis arus utama sastra yang memikul beban fiksi spekulatif dengan sukses pada masa itu: Margaret Atwood, Don Dellilo, dll.

Sterling kemudian menyebut "slipstream" untuk sekelompok buku-buku yang melompat pagar mainstream dan genre, bahkan mengatakan istilah tersebut sebagai parodi dari kata "mainstream".

Sterling mengakui bahwa yang dimaksud dengan slipstream sesungguhnya tidak jelas. Setelah perang esai bertukar pikiran dan polemik, dia mengakui argumen yang menentang istilah tersebut. Singkatnya dia menulis, "ini adalah jenis tulisan yang membuat kamu merasa sangat aneh."

Novel slipstream dikategorikan tidak sepenuhnya di bawah fiksi ilmiah, fantasi, atau horor. Di sisi lain, pembaca arus utama juga dapat merekomendasikan novel slipstream, mungkin dengan tambahan 'agak aneh'.

Aku sendiri menulis banyak cerpen genre slipstream. Karena sebuah karya bisa memeluk lebih dari genre, bahkan melompat ke genre atau lingkaran sastra arus utama, biasanya kupilih genre terkuat. Sterling mengatakan bahwa itu juga masalah yang dihadapi fiksi spekulatif.

"Karya mereka terlalu aneh untuk pembaca normal. Mereka kehilangan pembaca SF yang biasanya menghindari rak arus utama karena barang-barang di sana tidak cukup aneh."

Namun, ingatlah bahwa esai Sterling diterbitkan pada tahun 1989. Fiksi aneh dan spekulatif telah berkembang sejak saat itu, jadi apa yang terjadi dengan slipstream?

Interpretasi Slipstream Terbaru

Antologi cerpen Feeling Very Strange: The Slipstream Anthology dengan daftar isi para penulis yang terkenal sebagai pengarang fiksi spekulatif: Aimee Bender, Ted Chiang, Karen Joy Fowler, Jeff VanderMeer, dan lain-lain. Dalam pengantar, slipstream berdiri "di antara sastra dan budaya populer", dengan kisah-kisah "keanehan visioner" yang secara khusus menentang fiksi ilmiah.

Saat menulis fiksi, aku sangat jarang memikirkan masuk ke dalam genre apa tulisanku, tetapi aku berharap menemukan semangat yang sama dengan para penulis yang didapuk di bawah aliran slipstream, spekulatif, fabulis, nonrealis, atau genre yang baru tercipta hari ini.

Bagiku, slipstream memiliki beberapa hubungan dengan tulisan yang aneh yang kutulis, dan aku merasa slipstream harus diakui di dunia sastra dengan cara yang berbeda. Ketika slipstream diartikan sebagai arus belakang (dari kapal atau mobil balap) kualitas arus yang halus membedakannya dari karya lain yang mungkin juga diklasifikasikan dalam fiksi aneh.

Kalaulah The Surprising Adventures of Baron Munchausen dan Gulliver's Travel ditulis di abad ini, maka sangat mungkin akan dimasukkan ke dalam genre slipstream.

Tiga buku antologi cerita pendekku (Bobo Pengantar Dongeng, Dongeng Hitam Putih, Novel Terakhir [Judul Alternatif: Deja Vu]) bertaburan dengan genre slipstream yang kuklasifikasikan sebagai fantasi tinggi dan metafiksi.


Penutup

Secara umum, slipstream adalah genre penebus dosa. Posisinya berada di 'antara'. Fiksi yang menegangkan dan aneh yang sering kali sebagai pembaca kita tidak dapat mendefinisikannya ("Sesuatu yang berbeda, sesuatu yang aneh, tetapi tidak terlalu aneh").

Mungkin slipstream adalah istilah kuno dan tidak lagi relevan. Mungkin itu hanya genre fungsional bagi mereka yang membaca di ceruk itu, tetapi dengan sendirinya membuatnya valid.

Slipstream bermanfaat jika ada menganggapnya berguna. Aku tidak sering mendengarnya, tetapi sebagai pribadi menghargai genre ini karena kekhususannya.

Kalau kamu ingin mengalami slipstream, carilah fiksi yang sulit didefinisikan oleh pembaca. Sesuatu yang berbeda. Fiksi yang tak gentar pada pelabelan. Bagi sebagian pembaca yang peduli genre, bergenre tetapi tidak cukup sebagai genre. Kisah-kisah yang melekat erat pada dunia yang kita kenal, tetapi dengan aturan yang membuat kita merasa tidak seimbang, aneh, dan, sejujurnya, memang sangat aneh.

Oh, ya. Mungkin kamu secara tak sadar sudah menyukai slipstream. Sudah baca Haruki Murakami, kan?

Bandung, 3 Maret 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun