Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hantu Londre Kebes

21 Februari 2023   20:05 Diperbarui: 21 Februari 2023   20:14 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awalnya, aku mempertimbangkan untuk mengganti tempat langganan laundry. Maksudku, tentu saja, Londre Kebes hanya berjarak dua blok dari apartemenku, tapi ada sesuatu tentang kehadiran hantu gadis di dekat mesin pengering yang menghilangkan sensasi menunggu cucian basahmu sambil duduk di kursi plastik jelek menunggu sampai pekerjaan selesai.

Lebih buruk ketika pelanggan yang datang berempat, karena tidak ada yang mau terjebak menggunakan pengering terakhir di sebelah kiri.

Semakin dekat dengan gadis hantu itu, semakin aneh rasanya. Dia akan menatapmu dan menawarkan balon merah muda yang diikatkan di pergelangan tangannya. Rasanya seperti kulitmu mencoba melepaskan diri dan kabur.

Aku tetap tinggal karena dia membuatku terpesona, meski sebenarnya aku juga merasa takut.

Lagi pula, laundry lain berjarak lima blok jauhnya.

Hantu itu dulunya bernama Gity Savitra. Dia dipukuli sampai mati di selasar belakang Londre Kebes oleh gadis-gadis punk yang dendam terhadap kakak perempuannya. Tiga perundung yang didakwa, dua yang dihukum. Yang ketiga masuk penjara beberapa tahun kemudian setelah terlibat dalam perundungan lainnya.

Hal-hal semacam ini viral di kanal berita online, sehingga gampang sekali melacak detailnya. Namun, kebanyakan orang tidak peduli.

Kita terlalu terbiasa melihat hantu. Terlalu terbiasa menemukan cara untuk mengatasinya.

Aku tertarik dengan kisahnya karena balon itu. Aku telah melihat banyak hantu di sekitar kotaku, tetapi mereka biasanya tidak bermanifestasi dengan properti. Ada hantu tentara kavaleri tua tanpa kepala , di sudut Jl. Maluku yang masih bisa memanifestasikan kuda dan pedangnya, dan hantu perawat di lantai dua sekolahku di Jl. Kalimantan yang memegang lentera biru gaib, tapi keduanya adalah hantu kuno yang sudah ketinggalan zaman, ketika kita memperlakukan hantu secara berbeda.

Hari-hari ini kita beruntung jika hantu bisa memanifestasikan celana untuk menutupi diri, apalagi orkestrasi lengkap dan aksesoris yang menyertainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun