"Hal yang lebih buruk terjadi di laut."
Setiap kali terjadi hal-hal buruk, itulah yang selalu dia katakan.
Aku bertanya-tanya tentang 'hal-hal yang lebih buruk' itu lebih dari satu kali. Mengapa dia harus mengatakan itu, tepatnya.
Laut.
Apa yang kami berdua tahu tentang apa yang terjadi di sana?
Kami tinggal pelosok. Pedalaman. Jauh dari pantai. Terlindung di lembah yang permai.
Di tempat kami, cakrawala tidak ada. Tanah membuat dentuman yang dalam dan memuaskan saat aku berjalan di atasnya.
Buih, semburan, dan gelombang laut bagiku sama abstraknya dengan persamaan matematika kalkulus yang digoreskan di papan tulis. Laut adalah ide yang tidak kukenal. Tempat di mana hal-hal yang lebih buruk sangat mungkin terjadi.
Mungkin itu idenya.
Ada hal-hal yang lebih buruk di luar sana. Dan dia ingin aku mengetahuinya. Untuk memahami betapa kami aman dan nyaman di sini. Tanah yang menghidupi dan terlipat rapat di sekitar kami sebagai pelindung dari 'hal-hal yang lebih buruk'.