Ketika lampu padam, semuanya berubah. Bising  percakapan penonton mereda menjadi dengungan dan kemudian hening. Hasrat berat mengapung di udara.
Aktor pertama berjalan dengan percaya diri melintasi panggung dan penonton mulai rileks. Di belakang panggung, aku mencoba untuk tidak menunjukkan kegugupanku, duduk diam saat makeup artist merias wajahku dan berkonsentrasi dengan menarik dan menghembuskan napas: sekali, dua kali lagi, dan lagi.
Saat giliranku semakin dekat, aku berdiri di sayap pentas, menanti isyarat memanggilku. Tubuhku dibanjiri adrenalin, nyaris putus asa, ingin berbalik dan berlari.
Tapi tidak.
Kakiku membawaku ke atas panggung selangkah demi selangkah hingga aku melihat cahaya lampu yang menyilaukan. Aku membuka mulutku dan mulai berbicara. Untuk sepersekian detik yang terasa seperti setahun, suaraku sendiri mengalihkan perhatianku dan aku tidak ingat apa yang harus kulakukan selanjutnya.
Lalu aku terbang, melayang terbawa oleh pertunjukan, Hanyut.
Aku bukan anak sekolah menengah atas biasa, aku adalah seekor kucing Siam.
Saat aku bicara, penonton mendengarkan. Ketika aku bernyanyi, orang-orang tersenyum.
Rawa-rawa yang suram memudar dan aku mencium aroma rempah-rempah eksotis dan melati Thai yang harum. Aku bisa merasakan sinar matahari di wajahku.
Babak dan adegan silih berganti, pemandangan bergeser dan berubah, aktor berjalan dan pergi, lagu dinyanyikan, tokoh tertawa terbahak-bahak, jatuh cinta dan lalu mati. Kemudian, dalam sekejap mata, tirai turun disambut gemuruh tepuk tangan dan seruan 'Bravo!' dari penonton.
Lampu menyilaukan kami saat kami menikmati tepuk tangan. Yang mati hidup kembali, yang hilang ditemukan.
Kami bergandengan tangan, ditemani sekelompok saudara di belakang panggung, membungkuk dan tersenyum. Pipiku sakit dan kurasa hatiku akan meledak karena kegembiraan menjadi bagian dari semua ini.
Kemudian tirai diturunkan, lampu padam, dan aku menjadi Kathy lagi.
Sudah larut malam. Aku lelah dan belum mengerjakan PR matematika.
Aku menghapus make-up dengan tisu yang basah oleh cairan pembersih untuk bayi dan membuangnya ke tempat sampah. Gaun sutraku digantung di rel untuk besok malam dan bersalin dengan jins dan hoodie.
Aku menyelinap keluar dari pintu panggung, sendiri dan kecil.
Bandung, 2 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H