Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Klasifikasi Puisi

23 Januari 2023   08:35 Diperbarui: 23 Januari 2023   08:43 753
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. pri. Ikhwanul Halim

Sudah jamak bahwa manusia ingin membagi apapun ke dalam karegori, memberi nama berdasarkan ciri-ciri tertentu. Baik itu makhluk hidup atau benda mati, bahkan yang abstrak pun tak luput untuk dibagi-bagi menurut 'jenis' dan 'sifat'. Termasuk puisi, tentu saja.

Pola pendapat umum, puisi dibagi ke dalam tiga golongan besar:

I. Puisi Naratif.

Merupakan kisah cerita atau rangkaian peristiwa.

Contoh puisi naratif:

a. Balada

- kisah singkat
- produk rakyat jelata
- plot dan bahasa yang sederhana
- (biasanya) memiliki dialog

b. Kisah bermatra

- kisah pendek serupa ayat
- deskripsi lebih rinci dibandingkan
- penyair mengungkapkan sikap dan pendapat

c. Epos

- sangat panjang, novel berbentuk prosa liris
- tentang kepahlawanan, raja dan penguasa.
- nada tinggi, gaya tinggi. Bahasa sangat puitis.

II. Puisi Lirik.

* Menyatakan emosi, bukan cerita.
* Berbagi momen, bukan penjelasannya.
* Kunci untuk memahami arti puisi:
  - muatan logis: kata-kata tersurat.
  - muatan emosional: makna yang tersirat.

Beberapa contoh genre puisi lirik:

a. Lirik reflektif

- respon emosional melalui refleksi pengalaman masa lampau
- (biasanya) kalem, tenang.

b. Elegi
- Ungkapkan duka cita yang dalam
- (biasanya) tentang martabat
- bahasa formal dan struktur

c. Ode
- Puisi lirik berangkai bertemakan penghargaan atau kemuliaan.
- Juga untuk memperingati peristiwa-peristiwa penting.
- Bahasa formal dengan struktur iregular.

d. Sonnet
- tentang cinta, kejayaan atau kemuliaan
- bentuk terikat

III. Puisi Dramatis

a. Drama Narasi.
Menceritakan sebuah kisah dari sudut pelaku pengamat.

b. Drama Monolog
Sesorang berbicara kepada para pendengar di atas pentas.

c. Solilokui
Seorang pemeran berbicara untuk dirinya sendiri di atas pentas.

Anda mungkin akan menyanggah: untuk menulis puisi saja kok repot?

Saya setuju dengan Anda, karena Anda tak sepenuhnya salah. Ada orang-orang yang dikaruniai bakat menjadi penyair.

Namun, pelukis terhebatpun memulai dengan memahami titik dan garis, nama-nama warna. Penggubah orkestra belajar doremi dan notasi tauge. Ilmuwan berangkat dari 1 + 1 = 2.

Setidaknya, dengan memahami dasar-dasar klasifikasi, Anda bisa membedakan antara hewan yang berkembang biak secara ovipar, vivipar dan ovovivipar. 

Atau tidak menyebutkan semua puisi dengan pola suku kata 5-7-5 sebagai haiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun