Teman-temannya menghiburnya. Mereka membawa nelayan keluar untuk minum.
"Banyak ikan di laut," kata mereka.
"Kalian tidak tahu," kata nelayan.
Di tengah malam, nelayan menutupinya dengan terpal basah dan rumput laut, dengan hati-hati melindungi siripnya dari keringnya udara. Nelayan mengusap jari-jarinya melalui rambut ikalnya sekali lagi. Nelayan mengantarnya kembali ke pantai dan membawanya ke laut.
Saat mereka berdua basah kuyup oleh percikan ombak, dia melingkarkan lengannya di leher nelayan dan memeluknya. Ombak berdebur di bawah kaki nelayan.
"Aku bukanlah jodohmu," katanya, tepat sebelum dia melompat.
"Kamu salah," bisik nelayan pada gelombang air pasang, dan terjun menyusul ke bawah gelombang.
Bandung, 3 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H