Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://web.facebook.com/PimediaPublishing/ WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Duyung

3 Januari 2023   19:43 Diperbarui: 3 Januari 2023   21:16 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Tidak. Gurita mogok makan. Terlalu pintar untuk menjadi hewan peliharaan bagi seorang nelayan."

"Aku sedih," katanya.

"Jangan khawatir," kata nelayan. "Nelayan membebaskannya. Gurita itu hidup."

"Akankah aku dibebaskan?" dia bertanya.

"Biar kuambilkan lebih banyak udang untukmu," kata nelayan.

Pada hari ulang tahun nelayan, teman-teman datang. Ketukan di pintu membuatnya takut, tetapi tidak ada tempat untuk bersembunyi. Nelayan memasang palang di pintu dan memerintahkan mereka untuk pergi.

Saat hari libur, mereka mencoba lagi. Nelayan mengusir mereka, dan mereka bertanya-tanya apa yang salah.

"Pergi," teriak nelayan. "Aku senang. Aku menemukan seorang gadis."

Pada Malam Tahun Baru, nelayan minum minuman yang memabukkan. Segelas, lalu segelas lagi. Dan satu lagi.

Dia menyaksikan dalam diam dengan serius.

"Aku ingin berdansa," kata nelayan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun