Mohon tunggu...
Ikhwanul Halim
Ikhwanul Halim Mohon Tunggu... Editor - Penyair Majenun

Father. Husband. Totally awesome geek. Urban nomad. Sinner. Skepticist. Believer. Great pretender. Truth seeker. Publisher. Author. Writer. Editor. Psychopoet. Space dreamer. https://ikhwanulhalim.com WA: +62 821 6779 2955

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anak Laki-Laki yang Suka Bersiul

1 Januari 2023   11:11 Diperbarui: 1 Januari 2023   11:13 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu kenal anak bandel yang namanya Bulbul? Dia tinggal di bedeng di sebelahku. Dinding kamarnya berbatasan dengan kamarku.

Kami tinggal di tempat pembuangan akhir.

Kecoak.

Tikus.

Dinding kayu lapis yang tipis dan lapuk.

Dan bau.

Jadi anak bandel ini, Bulbul, dia pengangguran. Tidak melakukan apa-apa. Sepanjang hari dia tidak melakukan apa-apa.

Dia tidak keluar bedeng. Dia tidak menonton tv. Dia tidak mendengarkan radio.

Tidak. Tidak ada hal lain yang dikerjakan selain bersiul. Dia anak laki-laki bandel yang suka bersiul. Tidak ada nada. Tidak ada lagu. Hanya volume naik dan turun dari waktu ke waktu. Mungkin tergantung pada suasana hatinya atau sesuatu yang datang dari mimpi.

Ketika aku bangun di pagi hari dan menjerang air dalam ketel, aku dapat mendengar dia bersiul di sebelah. Hanya bersiul.

Ketika aku pulang kerja, dia masih saja bersiul naik turun. Dan sepanjang malam juga.

Aku harus keluar dari bedeng untuk menghindarinya. Terutama untuk berjalan-jalan.

Hanya saja aku tidak punya uang untuk menonton film atau duduk di kedai yang hangat dan nyaman sambil minum kopi. Atau makan gorengan.

Aku harus meminjam uang dari abangku untuk membeli penyumbat telinga agar aku bisa tidur di malam hari. Karena Bulbul anak laki-laki bandel yang tinggal di bedeng sebelah  tidak pernah berhenti bersiul. Dia hanya berhenti jika tertidur.

Dia.

Tidak. Pernah.

Berhenti.

Bersiul.

Bandung, 1 Januari 2022

Sumber ilustrasi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun