"Ini Bagas, Kadir. Aku benar-benar ingin bicara denganmu."
Nada tak percaya terdengar dalam suara Kadir. "Bagas siapa?"
"Bagas Purnomo. Boleh aku bicara denganmu?"
"Tentu, silakan. Mengapa kamu bertanya lagi untuk berbicara?"
"Kita tidak bisa berbicara di telepon. Aku merasa tidak enak tentang itu. Bisakah kamu datang ke sini?"
"Yah, kurasa aku bisa, kapan?"
"Sekarang juga!"
"Baik."
Dan Kadir menutup telepon.
Ini sangat aneh. Bagas membencinya. Kenapa dia ingin berbicara dengannya sekarang?
Tak ada ruginya dia datang ke rumah Bagas hanya untuk mencari tahu.